Tulisan kali ini mengenai peruatan yang kita lakukan. Bahwa berat atauringan seseorang melakukan suatu kegiatan itu tergantung dari hatinya. Jika hatinya merasa butuh atau merasa senang dengan pekerjaan itu, maka pekerjaan itu akan dirasa begitu ringan. Namun jika hati ini sudah tidak merasa butuh atau merasa kegiatan tersebut adalah sebuah beban, maka akan dirasa sangat berat.
Sebuah contoh yang sering ada pada diri masing-masing orang adalah ketika beribadah kepada Allah Swt. Ketika mengerjakan shalat, apakah shalat yang kita laksanakan itu tarasa berat atau ringan. Jika shalat yang kita kerjakan trasa ringan, maka kita harus senantiasa barsyukur karena kita masih punya iman. Namun jika kita sudah merasa bahwa shalat itu berat, kita harus segere berinstrospeksi, jangan jangan kita termasuk orang-orang munafiq.
Juga dalam hal kesenangan atau kesusahan. Kedua hal ini bersumber dari hati. Ketika kita tertimpa musibah, misalnya kehilangan sesuatu. Apakah kita akan bersabar, ataukah kita akan mengolok Tuhan? Padahal harga dunia ini tidak lebih dari se-sayap nyamuk.
Untuk itu, mari kita (saya dan njenengan) berusaha untuk menata kembali hati ini. Agar senantiasa merasa ringan dlam melakukan amal shalih, dan ringan pula dalam meninggalkan kemaksiatan. Semoga bermanfaat. 🙂
hem hem hem hem,,,,,,,,,,,
SukaSuka
Serak ya neng…. Ambil permen Hex**
SukaSuka
hebat,. memang seharusnya begitu mas fajar 🙂 dan kenapa kita harus belajar untuk bisa terus konsisten menata hati jangan sampai juga kelebihan malah jadi angin2an karena terlalu memanjakan hati 🙂 hati juga perlua di ajarkan untuk berdisiplin 🙂
SukaSuka
yup. Mari….
SukaSuka
Mari kita menata hati kita agar lebih baik. Dan mari beribadah dengan hati yang ikhlas tanpa berharap imbalan.
salam
http://thomasandrianto.wordpress.com/2010/04/26/tragedi-taksaka/
SukaSuka
inggih,,,gitu pank anak2 SMP…hehe…sukanya rame2…
SukaSuka
ho’o
SukaSuka
ho’o juga mas John…
SukaSuka