Kejadian beberapa hari yang lalu, jadwal piket mempersiapkan segalanya untuk kegiatan kajian. Seperti hari-hari piket yang lain tim kami terdiri dar 5 orang, dua orang parkir dan tiga orang dibelakang. Kebetulan saya sering atau bahkan hampir selalu kebagian jatah parkir kalo pas piket seperti ini.
Persoalan nampan ini dimulai ketika ustadz sudah pulang dan tinggal kami yang piket bersih-bersih di tempat pengajian ditambah beberapa teman. Sebelum bersih-bersih kami biasanya makan dulu. Persoalan dibuka ketika ada salah satu anggota tim kami mencari nampan yang tadi sore dipakai.
Si A bertanya “nampannya tadi kamu taruh dimana”
Si B menjawab “di bawah”
Si C bertanya “di bawah mana tempat nyuci piring?”
Si D menyahut “di lantai bawah maksudnya”
Si B dengan wajah lugu bilang “Di bawah rak gelas”
Si E bilang “ha ha ha salah semua”
dari percakapan ini, kami berlima tertawa semuanya. Ternyata dari satu kalimat terdapat berbagai penerimaan dari setiap orang. Begitulah, terkadang satu kalimat yang diucapkan oleh orang yang sama, dalam waktu yang sama, di dengar dalam waktu yang bersamaan pula, tetapi hasil dari setiap orang penerima ini berbeda-beda.
Pelajaran dari kisah nyata ini, hargailah pendapat orang lain. kadang walau pendapat kita berbeda dari pendapatnya, namun sebenarnya berawal dari sebuah sumber yang sama.
semoga bermanfaat 🙂
analogi sederhana tapi mengena kesemua hal,salut 🙂
SukaSuka
Kisah nyata tuh mas, saya adalah Si D di cerita itu….
SukaSuka
yang sie E siapa??
SukaSuka
yang E adalah Si Bayu
SukaSuka